Minggu, 22 April 2012

AGNOSTIC

Sedikit berbagi kutipan dari beberapa forum dunia maya tentang Agnostic.
Silahkan membaca... :)


"Agnostic adalah kepercayaan bahwa keberadaan Tuhan tidak dapat dibuktikan."

Jadi tidak dapat dibuktikan sepenuhnya bahwa Tuhan itu ada, namun juga tidak dapat diambil kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada. Hal ini dikarenakan pengetahuan manusia dinilai masih minim dalam menyimpulkan ataupun membuktikan hal tersebut. Karena pada prinsipnya Tuhan adalah sebuah masalah yang rumit.

Agnostic bukanlah sebuah agama. Oleh karena itu pemikiran yang berkaitan dengan agnostic bisa bermacam-macam dalam setiap penganutnya.

Misalnya saja, ada seseorang yang percaya akan adanya Tuhan namun dia tidak tahu pasti dan dia tidak dapat membuktikan, maka hal yang demikian termasuk dalam Agnostic.

Atau ada juga orang yang tidak peduli akan ada atau tidaknya Tuhan karena dia hidup dalam norma-norma yang dibangun sendiri dan norma kehidupan disekitarnya. Hal ini juga termasuk dalam agnostic.

-----------

Antara Theism - Agnosticism - Atheism:

Theism menganut sebuah kepercayaan yang pasti akan keberadaan Tuhan. Sebagai conton adalah Katholik yang yakin akan Ketuhanan Yesus Kristus. Ataupun Islam yang percaya sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selain Allah.

Agnosticism tidak memiliki hal yang demikian. Karena Agnostic tidak mendefinisikan Tuhan (Tuhan itu apa, siapa, dan bagaimana) karena Agnostic tidak mengetahui secara pasti akan keberadaan Tuhan.

Sedangkan Atheism sama sekali tidak percaya akan adanya Tuhan.


Pokok Masalah

Perdebatan tentang tuhan sudah lama berlangsung. Perdebatan tentang keberadaan tuhan melahirkan 2 kelompok besar yang disebut Theism (pro) dan Atheism (kontra). Masing-masing memiliki pendapat dan argumen serta kesimpulan masing2.
Ditengah perdebatan tersebut tentu ada penonton yang pasif. Penonton debat Theism Vs Atheism adalah kelompok orang yang bingung dan memiliki otak yang tanggung untuk disebut pintar, tapi dusta kalau dibilang ga bodoh.
Hakikat manusia adalah butuh pengakuan. Kelompok2 penonton ini pun tentu butuh pengakuan dan ingin terlibat dalam perdebatan tingkat tinggi antara Theism Vs Atheism, sehingga muncullah ide mendirikan pandangan baru, Agnostisisme.
Agnostisisme adalah kumpulan manusia yang sangat tidak cukup pintar memahami tuhan itu ada dan terlalu bodoh untuk memahami bahwa tuhan tidak ada.
Demi meningkatkatkan jumlah pengikut, mereka mendirikan sekte2 dari Theist dan Atheist dengan membentuk Agnostic atheism, Agnostic theism, Apathetic atau pragmatic agnosticism, Ignosticism, Strong agnosticism, Weak agnosticism dam Spiritual Agnostic (1)
tidak tanggung2, mereka pun berusaha mengklaim bahwa Jesus-pun agnostik
Richard Dawkins mendefinisikan Theist adalah yg menyatakan bahwa kemungkinan tuhan ada bernilai 1 dan Atheist adalah yg menyatakan bahwa kemungkinan besar tuhan itu ada bernilai 0. sementara para agnostik menyatakan bahwa peluang tuhan itu ada bernilai <1 dan >0. disini telihatlah bahwa para agnostik ini adalah kelompok manusia bingung.

Tupac Shakur


Tupac Shakur, known by his stage names 2Pac, was an American rapper. Shakur has sold over 75 million albums worldwide, making him one of the best-selling music artists in the world. Most of Tupac's songs are about growing up amid violence and hardship in ghettos, racism, other social problems, and conflicts with other rappers during the East Coast-West Coast hip hop rivalry.
"In my death, people will understand what I was talking about."
 Tupac Shakur

Rapper, actor. Born on June 16, 1971, in New York, New York. Shakur has become a legend in hip-hop and rap circles for his talent, his violent behavior, and his brutal death. The son of a Black Panther activist, Shakur moved around a lot as a child. In his youth, he explored acting by becoming a member of the 127th Street Ensemble, a Harlem-based theater company.

As a teenager, Shakur attended the Baltimore School for the Arts, where he took acting and dance classes, including ballet. While living in Baltimore, he discovered rap and began performing as MC New York. In the late 1980s, Shakur and his family moved to the West Coast. He joined the Oakland, California-based hip-hop group Digital Underground, which earlier had scored a hit with the song "The Humpty Dance."

Debut as 2Pac

In 1991, Shakur emerged as a solo artist - using the name 2Pac - with his debut album 2Pacalypse Now. The track "Brenda's Got a Baby" reached as high as number three on the Billboard Hot Rap Singles chart. His second album Strictly 4 My N. I. G. G. A. Z. crossed over to the pop charts, with singles "I Get Around" and "Keep Ya Head Up." The album went platinum, selling more than a million copies. Around this time, Shakur also appeared in several films, including Poetic Justice (1993) opposite Janet Jackson.

Controversy

2Pac became quite a sensation, earning praise for his musical and acting talent as well as condemnation for his explicit, violent lyrics. Many of his songs told of fights, gangs, and sex. He appeared to be living up to his aggressive gangster rap persona with several arrests for violent offenses in the 1990s. In 1994, he spent several days in jail for assaulting director Allen Hughes and was later convicted of sexual assault in another case. Shakur himself fell victim to violence, getting shot five times in the lobby of a recording studio during a mugging.

The next year, after recovering from his injuries, Shakur was sentenced to four and a half years in prison in the sexual assault case. His third solo album, Me Against the World (1995), started out in the number one spot on the album charts. Many critics praised the work, noting that tracks like "Dear Mama" showed a more genuine, reflective side to the rapper. The possibility of an early death runs through several songs on this recordings - something that many have seen as a chilling moment of foretelling.

After serving eight months in prison, Shakur returned to music with the album All Eyez on Me (1996). He was reportedly released after Death Row Records CEO Marion "Suge" Knight paid a bond of more than $1 million as part of Shakur's parole. In his latest project, Shakur as the defiant street thug was back in full force on this recording. The song "California Love" featured a guest appearance by famed rapper-producer Dr. Dre and made a strong showing on the pop charts. "How Do You Want It" also was another smash success for Shakur. It appeared to be a golden time for Shakur. Besides his hit album, he tackled several film roles.

Violent Death

During his career, Shakur had become embroiled in a feud between East Coast and West Coast rappers. He was known to insult his enemies on his tracks. On a trip to Las Vegas to attend a boxing match, Shakur was shot while riding in a car driven by Knight on September 7, 1996. He died six days later on September 13 from his injuries. His killer has never been caught. Since his death, numerous albums of his work have been released, selling millions of copies

Minggu, 21 Agustus 2011

SEJARAH PUNK


Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Punk dan Anarkisme

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Punk sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri, terkadang antara komunitas yang satu dengan komunitas yang lain juga sering terlibat masalah. Walaupun begitu mungkin beberapa komunitas Punk di bawah ini dapat mempengaruhi kehidupan Anda sehari-hari.

Punk Community
Anarcho Punk

Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.

Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.

Crust Punk

Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.

Glam Punk

Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya.

Hard Core Punk
Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah.

Nazi Punk

Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.

The Oi

The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.

Queer Core

Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.

Riot Grrrl

Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.

Scum Punk

Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.

The Skate Punk

Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.

Ska Punk

Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.

Punk Fashion

Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.

Sabtu, 20 Agustus 2011

The History of Skinhead


The History of Skinheads

"I want all you Skinheads to get up on your feet. Put your braces together, and your boots on your feet. And Give Me Some Of That Oool' MOON STOMPIN'!!" Symarip, Skinhead Moonstomp, 1969

How much do you know about Skinheads? Do you automatically think 'racist' when you hear the word? Well if you do, you're in the wrong, hopefully this will help educate you a little bit. The Skinhead culture began in Jamaica, and was very closely tied to the Rude Boy culture. Some of the original Rude boys were also considered the original Skinehads, like Desmond Dekker, and Bob Marley. (yes, that Bob Marley, he didn't always have those dread-locks) When the mass migration of Jamaicans to Brittain occoured in the late sixties reggae was at the height of it's popularity. 


Quickly it was picked up by the working class, cockney kids in England. Working class is working class, no matter where in the world you go, so naturally these poor, young white kids felt a connection with these poor, young black kids. The Jamaicans also brought their Skinhead culture with them, and the English kids adopted this along with the music. The Mods, who were young, rough kids on scooters were the first to pick up the culture, and contributed a great deal to the style. (rolled pant legs, tonic suits, scotters, etc.) In 1969 "Skinhead MoonStomp" was released by Symarip. It was the first albumn to celebrate the Brittish and Jamaican Skinhead mix. Other classic Reggae hits were "54-36" by the Maytals, "Israelites" by Desmond Dekker, "Phoenix City" by the Skatellites, "Oh Cherry Baby" by Eric Donaldson, the list goes on.... Through the early seventies the Skins enjoyed their day in the sun. They were rowdy and violent by nature, and most of that aggresion was directed at the upper classes. 


One venue for their fights was the soccer field. The upper crust rich kids had their soccer teams and the lower class cockney Skins had theirs. This situation was fuel for a riot every Saturday. The police eventually started arresting anyone who arrived at the soccer games with steel-toe boots, and they were rumored to have been kept locked in irons under the stands for the duraton of the game. This soccer violence continued into the mid-seventies. By now Judge Dread was beginning to grind out classics like "Ska Fever' and "Big 8." The music always followed the movement, and in many of the Reggae hits of the time you can pick up the stories of what was going on. And now the Skins had new targets...greaser punks. Safety pinned, bike chain totin', leather sportin' slime balls. They also went after the discos, and just don't even get me started on disco. Skins were against (and still are against) disco because of the promiscuous sexual attitudes and the prevalent drug use that went along with the disco scene. If you want to know where the punks came from go to somebody else's history page. It doesn't matter anyway, they came onto the Skinheads turf, and the Skinheads were not about to let them stay there.


It was at this time that an organization known as the infamous National Front was gaining popularity in Brittain. There was considerable dislike among the general population of Brittain concerning the immigration of Asians into England, and it was off this anti-Asian sentiment that the National Front drew its ammunition. They were attempting to stop all immigration from everywhere, they were basically a racist organization. They used bully tactics to scare the new immigrants out of their homes, and one of their main tactics was to recruit young tough kids off the street, shave their heads to make them look tougher, (leaching off the Skinheads rough reputation) and send them to smash some private property. The media titled them "Anarchist Neo-Nazi Skinheads" and the traditioanl Moonstompers' name was forever tarnished by the racist scum bags. Many bands of the time screamed in oppostion to the National Front; the Specials, The Clash, the Business (an Oi! band), Judge Dread, and many others.


Skinheads began to disappear in the late seventies, for some unknown reason. Judge Dread lamented this decline in the Reggae anthem "Bring Back The Skins." By the end of the seventies they were all but gone in England.


Then Suddenly, they sprang up here in America! Oh, Joy!! With the arrival of the Third Wave of Ska Skinheads suddenly had a place in the world again, and in the early eighties there was a sudden surge of the movement on our own native soil. This time there was a deffinate anti-racist mood to the movement which quicky grew into the S.H.A.R.P. ideology. Skinheads Against Racial Prejudice were a backlash against the sterotype created by the media's title of 'Skinhead.' Ska was also the main thrust of this movement rather than the Reggae beat of the early Brittish movement. By the ninties Oi! was also a major force. (it almost seems like more than Ska sometimes) The original Skinhead working class attitudes are still alive, as seen in bands like the Dropkick Murphys (Oi!), the Skoidats, Inspecter 7, and Bad Manners (2-Tone band who's still around). Unfortunatly at some point there sprang up a contingent of "Gay Skins." They are typically stippified by wearing green boots, or at least green laces, and also green or pink braces. They are by far the smallest faction of Skins (even smaller than Nazis) and they get no support from any other group. The largest group are the Trads, or Traditional Skins, then the Sharps, then Red/Anarchist Skins, then Mods (my personal standing), then racists, and then the gay skins. The racist Skins are by far the most vocal, and becuase of this they are plastered all over T. V. giving the world the idea that Skinehads are Neo-Nazis, when in fact the opposite is true. "Pride without prejudice" was always a motto of the Skins, and true Skinheads still hold to it. The "Crucified Skins" cry has gone up in oppostion to this bad press. Many other small factions like Liberty Skins and the South Florida Tri-County Skins exist within the major divisions. Disco is still fought, and with the release of movies like "Boogie Nights" and "Studio 54," which glorify disco's loose sexual attitudes and cocaine usage, the need for opposition to disco seems to be needed more than before. Punks aren't fought anymore, in fact there is a great deal of Skin-Punk unity now. Of course Skins and Rudies are still tight, but when mainstream Reggae, under Bob Marley's banner, took a turn towards marijuana promotion the skins split and left the hippies to their own inevitable destruction due to their apathy. (by the way, the hippies get no love from Skins either) The main under-current of the entire movement has been respect, both of one's self and of others. 


I have seen nazi's and Sharps become best friends simply by accepting eachother and putting their differences in attitude asside. Hate will destroy anything it is involved in, but you can be against an attitude without hating the person holding it. (Soap-box time) The Sharps hate the Nazis, the Trads hate the Reds, and everybody hates the Gay Skins. If we could accept eachother for our differences there would be a lot fewer problems, but Skins take pride in what they believe and they stand by it one hunderd percent, many times different oppinions aren't tollerated. Good or bad, Skins stand by their principles, but in any event the Skins, like Ska, seem to be here to stay this time...



A Few Words On Skinhead Fashion
Now don't take this the wrong way, this is not a manual for getting up in the morning. It's just typical Skinhead gear. There is no official rule book for how to dress, but people get a frist impression when they see your clothes, so look good.


Boots: Ya' gotta have some boots. Steelies are best, anywhere from 3 to 14 hole, anything bigger is for the boneheads. Colors don't particularly matter, but if you wear green you're wearin' the gay pride boots (and most Skins are likely to stomp you for wearing them), and blue just makes you look stupid.

Braces: 'Suspenders' for you uneducated types. Half inch to an inch is typical width, but seatbelts are bonehead gear. In most places color doesn't matter much, but there are places it does. 

In parts of New Jersey I know that you can get hospitalized for the wrong colors. Generally people try to say that white is for nazi, red is anarchist/SHARP, pink/green is gay, and other stuff, but generally it makes no difference. But to be on the safe side if you just started claiming find out about the "laces and braces game" in your area, and wear black (neutral color) ones until you do, just to be on the safe side.

Jeans: Wear some pants that fit why dontcha'? JNCO's SUCK! Levi's 501's are classics, but anything that fits good works. True Skins roll them a bit (quite stylish, shows off the boots), and boneheads tuck them inside their boots nazi style (trust me it looks stupid).

Shirts: FRED PERRY'S 'nuf said. Oh yeah, and Ben Sherman's. 'Wife beater' style tank t-shirts are a classic as well, and of course just like everybody else in the world, just plain old T-shirts.

Hats: Bowlers (clockwork orange), Porkpies (check out some rudies head gear, find pic of Andy), Scally caps (watch some movies about the twenties and you'll see 'em, find pic of John).

Laces: Most Skins have their boots cross-laced, meaning the laces go from one hole to the hole exactly opposite making little flat lines all the way up the shoe. People will tell you that color matters here, but it's not overly critical. This falls under the "laces and braces game, rule book of fashion" heading, and is usually less looked at than braces, just don't wear green.

Flight Jacket: Classic Skinhead gear. Black and green are the most popular along with burgundy, but burgundy is most often worn by girls. Cover your flight with patches and pins, it's like Skinhead insignia. It's not your braces, or your shoes, but it's your patches that show other Skins which side you're on.

Denim Jacket/Sheepskin: You can't ever go wrong with denim, cover it with patches and buttons and stuff again.

Tonic Suits: Sharp, stylish Mod suits. Kinda like leisure suits, but not so baggy and shoddy looking.


Where would we Skinhead Boi!s be without our lovely Skinhead Girls?
Don't get too mad at me if I've gotten any of this part wrong. I'm not a girl, I just know what I see them wearing.

Cardigans: Fred Perry makes good sweaters, as well as other companies, but the sweater is classic Skin Chick wear.

Loafers: Another style borrowed from the Rudies. Penny loafers, and almost any other small black leather shoe.


Fishnets: I don't know how or when fishnet stockings became part of the Skingirl's ensemble, and I don't care; they look great. Trust me every bald head on the dance floor will be turned toward the Boot Girl in the fishnets. Other stockings are worn too, plain black, other flat colors, and patterns, but fishnets are a classic and look the best. Usually worn with white ankle socks and loafers.


Mini Skirts: There's that Mod influence again. A mini skirt with matching suit jacket and shirt is archetypical Skingirl.

Chelasea: The Skingirls haircut, originally cropped on top and the fringe grown out. Today most girls will shave the top. Some girls only wear the fringe in the front and not the back, but that's leaning towards the Oi! side of things.